
Narasi mengenai beberapa dewa dan manusia kemungkinan masih jadi sebuah daya pikat buat diangkat ke sebuah games berjenis hack and slash. Kita tentu saja masih ingat dengan masifnya pertempuran di antara Kratos dengan beberapa dewa Olimpus dan dewa dewi Yunani yang lain. Ya, seri games dengan judul God of War itu telah menjadi satu diantara kreasi terbaik di dunia games.
Nah, keberhasilan God of War membuat beberapa pengembang meng ikuti tapak jejak itu, sebutlah saja games dengan judul Gods of Rome, Asura’s Wrath, Godus, dan beberapa judul semacam yang lain. Oke, jejeran games ini memanglah tidak mempunyai plot yang sama dengan God of War, tetapi tetap dewa dan manusia terturut didalamnya.
Sebelum kita lanjut artikel nya aku mau kasih tau kalian kalo ada situs game yang menarik, nama nya okeplay777 ,situs ini menyediakan berbagai game seru dan menyenangkan yang bisa kalian mainkan, situs ini juga sangat menguntungkan kalian, karna dengan bermain game disitus ini kalian bisa mendapatkan uang dan penghasilan, kalian penasaran ga sih? Yuk gabung sekarang juga rasakan keseruan dan keuntungan nya.
Pada 29 januari 2021, Deep Silver dengan cara resmi melaunching games dengan judul Gods Will Fall di Steam pada harga lumayan murah, yaitu Rp179.999. Dari judulnya saja, kita bisa menerka jika games ini bisa banyak bergesekan dengan cerita dewa dewi dan umat manusia seperti games bertopik dewa yang lain. Seperti apakah pembahasan secara singkat? Yok, dibaca!
1. Plot narasi dibikin dengan istimewa
Gods Will Fall dibikin dan diperkembangkan oleh Clever Beans, sebuah perusahaan pengembang games yang berbasiskan di Inggris. Yap, bila kamu cukup asing bernama pengembang ini, hal itu lumrah karena mereka terhitung developer kecil yang cukup jarang-jarang mengeluarkan games besar. Nach, bagaimana plot narasi dalam Gods Will Fall dapat disebutkan istimewa?
Untuk penulis sendiri, gagasan dan serangkaian plot narasi dalam games ini termasuk epik, istimewa, dan sama dengan beberapa cerita dewa secara umum. Kekuasaan beberapa dewa sepanjang beberapa ribu tahun akan membuat mereka jadi benar-benar otoriter pada manusia. Penganiayaan dan kesengsaraan yang dirasakan manusia akan membuat mereka melawan dan menantang kewenangan beberapa dewa dan penganutnya.
Beberapa dewa juga tidak ingin kalah. Mereka masih tetap menjaga kewenangan dan kekuasaan mereka di dunia manusia. Nach, di jaman ini nampaklah beberapa pahlawan atau hero dari umat manusia yang diceritakan akan menantang keangkuhan beberapa dewa dan penganutnya. Harus dianggap jika alur cerita dalam Gods Will Fall memang lumayan besar dan sama dengan beberapa game bertopik sama.
2. Sayang, plot istimewa tidak diimbangi mekanisme pertempuran yang bagus
Salah satunya komponen yang cukup menyebalkan untuk penulis ialah mekanisme gameplay-nya. Sebenarnya games ini sebagai kombinasi elemen hack and slash, roguelike, dan RPG yang semestinya dapat dimainkan dengan asyik dan memiliki bobot. Tetapi, kenyataannya kontrol dalam mekanisme pertempuran yang kurang responsive sering ditemui dan membuat frustrasi.
Gameplay sulit yang lain ialah mekanisme permainan yang hendak mengulang-ulang lagi dari sejak awalnya pada saat jawaramu meninggal di tengah-tengah dungeon. Bukannya melawan, mekanisme permainan semacam ini akan membuat Gods Will Fall berkesan dipaksa kesusahannya. Oh, ya, menyentuh masalah dungeon, untuk penulis, games ini tidak memberikan kesan bermain action RPG yang intensif.
Pekerjaan kita hanya menuntaskan satu dungeon ke dungeon yang lain. Setiap dungeon akan diisi dunia dan lawan yang beda juga. Berhati-hati dengan jurang yang menyebar di beberapa dungeon. Sekali watakmu mati, kamu harus mengulang-ulangnya dari sejak awalnya. Tetapi, di tengah-tengah beberapa kekurangannya, gameplay tetap berasa unik dan warna. Mengapa?
Kita tak pernah tahu sesusah atau segampang apa dungeon yang akan kita temui. Ada banyak dungeon yang dapat menipu gamer . Maka, tidak boleh meremehkan dungeon yang berada di hadapanmu dan tidak boleh juga terlampau takut pada tingkat kesusahannya. Mainkan saja games ini dengan hati siaga yang tidak terlampau lebai.
3. Penampilan visual bukan menjadi fokus
Walau terhitung games kekinian, Gods Will Fall tidak tampilkan kualitas visual yang berlebihan seperti God of War. Pengembang terang akan mengutamakan plot narasi sebagai daya magnet khusus dalam games ini. Tetapi, di mata penulis, penampilan visual dalam kreasi Clever Beans ini dapat disebutkan unik dan berlainan.
Penampilan ala-ala kartun yang berwarna-warna tidak melunturkan serunya saat bermain ketika kita sedang hadapi bos di setiap dungeon—tentu saja bila kita bertoleransi dengan mekanisme kontrolnya yang kurang responsive. Pengembang sendiri mengatakan jika penampilan visual yang mereka bikin memang di luar rutinitas dari pengembang-pengembang yang lain.
Maka tidak ada yang spesial pada penampilan berpenampilan brushes art ini. Tehnik lukisan yang terdapat sebenarnya seringkali dibikin pada beberapa game usang. Tetapi, tidak berarti grafisnya buruk. Oleh sebab mereka berani tampil berbeda dan warna, penulis juga tidak enggan beri pujian cara si developer.
4. Tidak kaya suara
Apa ingin dikata, kualitas suara yang dibuat dalam Gods Will Fall kedengar recehan dalam telinga penulis. Bila grafis pada setiap dungeon dapat dibikin warna, kualitas musiknya malah dipandang benar-benar menjemukan. Bahkan juga, ada banyak musikal dungeon yang sekilas akan kedengar sama atau sama.
Mekanisme audio kedengar di saat kita bertanding dengan bos di setiap dungeon juga demikian. Musik dan suara pertempuran berkesan tidak representatif dan kerap kedengar benar-benar garing. Tetapi, masih tetap ada bagian-bagian yang memperoleh jatah audio terbaik. Keseluruhannya, Gods Will Fall tidak mempunyai kualitas audio yang stabil dari sejak awalnya permainan sampai level-level seterusnya.
5. Datang dengan plot istimewa yang tidak bisa jadi mahakarya
Di sini, kita belajar jika plot istimewa dan bagus saja tidak cukup buat membuat suatu games jadi mahakarya, begitu halnya Gods Will Fall. Dia tampil dalam bebatan narasi epik dengan cerita yang mengikutsertakan banyak sekali dewa dan kesatria manusia. Tetapi, jeleknya gameplay dan kualitas audio yang diperlihatkan membuat kehilangan jati diri dalam ke arah takhta mahakarya.
Seandainya saja mekanisme kontrol dalam combat atau pertempuran dapat dibikin lebih inovatif dan responsive, kemungkinan Gods Will Fall akan memperoleh banyak sanjungan dari beberapa kritikus di dunia. Satu kembali, cerita epik seharusnya disertai audio yang epik juga. Bila tidak, gamer cuma akan disuguhi penjelajahan garing dari 1 titik di titik lainnya tanpa tinggalkan kesan-kesan dalam di hati.
So, bagaimana ringkasannya? Untuk penulis, score 3/5 ialah nilai akhir yang dapat diberi dalam games ini. Kemungkinan pembahasan ini memiliki sifat relatif dan ada beberapa dari kalian yang tidak sependapat dengan penulis. Nach, jika masih ingin tahu, kamu dapat membeli di Steam dan selekasnya memainkan diakhir minggu.
Gabung di okeplay777 situs slot gacor yang bisa diakses dimanapun dan kapanpun, selain bisa bermain game dengan seru, kalian juga akan mendaptkan pundi pundi uang dari game tersebut tungggu apa lagi, gabung sekarang juga karna bonus menarik menanti kamu.